Thursday, 21 May 2009

Warga Langkahan Terjun ke Sungai

LHOKSUKON - M Nur Syamaun (38), warga Bukeut Linteung, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Selasa (19/5) sekitar pukul 06.30 WIB, dilaporkan menghilang setelah terjun bebas ke sungai Arakundou. Aksi nekat tersebut dilakukan ayah tiga anak ini karena takut ditangkap polisi terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus illegal logging.

Istri M Nur, Nursiah Ali (28) kepada Serambi kemarin, mengatakan, suaminya pada pagi hari sedang makan di rumah, tiba-tiba datang sebuah mobil dan berhenti di depan rumahnya. Melihat hal itu, kata Nursiah, suaminya berkata bahwa yang datang itu polisi dan ia langsung lari melalui pintu belakang.

Ketika suaminya lari, lanjutnya, seorang di antaranya yang tidak dikenal itu berkata “jangan lari kau kutembak.” Mendengar hal itu, menurut Nursiah, suaminya bukan berhenti, tapi malah makin kencang berlari dan terperangkap dengan sungai perbatasan Aceh Utara dan Aceh Timur. Pria yang disebut polisi oleh suaminya itu tetap mengejar sampai ke sungai. Karena takut ditangkap, akhirnya M Nur terjun ke sungai.

Hal ini juga dilihat tetangganya, Syamsiah (45). “Ketika M Nur sedang melewati pagar rumahnya, salah seorang polisi memanggilnya meminta M Nur berhenti. Dengan tergopoh-gopoh ia langsung loncat ke sungai. Lalu terdengar suara dia minta tolong,” cerita Syamsiah. Beberapa saat kemudian, ratusan warga datangi ke lokasi kejadian mendengar kabar warga Dusun Lubok Muku itu menghilang setelah loncat ke sungai. Sebagian warga lainnya, berusaha mencari dengan perahu dalam radius tiga kilometer dari rumah M Nur. Sebagian lain menyisir di sepanjang daerah aliran sungai itu hingga ke bendungan induk irigasi Langkahan. Namun, hingga pukul 20.00 WIB tadi malam belum juga diketahui di mana M Nur. Sementara tim SAR Aceh Utara yang ikut mencari M Nur sejak pukul 07.00 WIB, sekitar pukul 18.00 WIB kemarin, terpaksa menghenatikan pencarian karena hujan deras.

Keluarga keberatan
Setelah kejadian itu, keluarga pria delapan bersaudara ini menyatakan keberatan dengan sikap polisi. “Saya merasa terpukul dan sedih dengan kejadian ini, karena siapapun dia pasti akan merasa hal serupa. Jika memang dia bersalah, kami siap membantu polisi, tapi jangan seperti ini caranya,” kata abang kandung M Nur, Ismail Maun (45), dan Tgk Muhammad Yasin Maun, di depan khalayak ramai. Menurutnya, selama ini adiknya hanya menghindari polisi karena dulu pernah membangun kilang kayu.

Sementara Kapolres Aceh Utara AKBP Yosi Muhammartha melalui Kasat Reskrim Iptu Syamsuddin, yang dihubungi Serambi via telepon selularnya menyebutkan, selama ini M Nur dinyatakan sebagai DPO dalam kasus perampokan uang milik Cucuk Sutanto, Bendahara KUD Sejahtera. “Tersangka sudah lama menjadi target operasi (TO) polisi. Namun, ia selalu berhasil meloloskan diri dari sergapan aparat dalam beberapa kali penggerebekan sebelumnya,” pungkas Kasat Reskrim.(c37/ib)

Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
:ngacir:

Klik Duit Untuk Anda


Domain free Anda

Pedagang Sayur Itu pun Melenggang ke Gedung Dewan

LANGKAH, rezeki, pertemuan, dan maut, adalah Kuasa Allah yang senantiasa menjadi misteri dalam kehidupan manusia. Karena itu, ikhtiar (usaha) yang dilakukan harus senantiasa disertai doa dan pengharapan kepada Yang Kuasa. Hal ini pulalah yang diyakini oleh Aiyub Bukhari, sebagai kunci sukses yang mengantarkan dirinya, dari pedagang sayuran dan kelontong menuju gedung parlemen Kota Banda Aceh.

Nama lengkapnya Aiyub Bukhari SPd. Namun, warga Lampriek, terutama kaum ibu, lebih familiar menyapanya Bang Aiyub. Pekerjaannya sebagai pedagang sayuran dan kelontong di Toko Ayub, Jalan Cumi-cumi Nomor 1, Bandar Baru, Kuta Alam, Banda Aceh, inilah yang membuat pria kelahiran Teupin Raya, Pidie, 28 Desember 1968, cukup dikenal oleh warga Lampriek.

Berawal pada tahun 2003, Aiyub resmi terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Demokrat (PD). Namun, karena lebih banyak tak aktif dalam kepengurusan, satu tahun kemudian (2004), dia pun mencoba peruntungan ke Partai Persatuan Daerah (PPD). Di “partai payung” ini, Aiyub mencoba untuk serius sehingga masuk sebagai caleg untuk DPRK Banda Aceh. Tapi langkahnya menuju gedung dewan terganjal lantaran tidak cukup suara. Aiyub pun kembali ke profesinya sebagai penjual sayuran dan kelontong.

Namun, kegagalan itu tidak serta merta membuat Aiyub down. Falsafah “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” pun coba dibenamkan dalam benaknya. Pengalamannya dalam Pemilu 2004, dijadikan sebagai bahan untuk merakit kembali mesin politik yang lebih matang, sambil tetap berjualan sayur. Dari toko berukuran 10x10 meter inilah, Aiyub mulai membangun jaringan dengan para langganannya.

Hingga suatu hari pada tahun 2007, Aiyub kembali bergabung dengan Partai Demokrat. Prinsip “kita harus berubah” diusung Bang Aiyub untuk merintis jalan politik sambil berjualan sayuran dan kelontong. “Saya menganggap kekalahan itu menjadi pengalaman pertama dan mulai menyadari bagaimana mencari dukungan masyarakat untuk mencapai kemenangan,” ungkapnya kepada Serambi, di tempat usahanya menjual sayuran dan kelontong, Selasa (5/5), beberapa hari setelah ia dipastikan terpilih sebagai salah satu calon anggota DPRK Banda Aceh.

Bergabung kembali
Akhirnya, suami Siti Mahsuri SE dan ayah dari M Adri Fadillah dan Nuri Salsabilla Putri ini, resmi kembali di dunia politik dengan bergabung bersama PD. Saat itu, alumnus SD Teupin Raya, Pidie ini, mendengar kalau PD sudah terpilih pengurus baru. Kebetulan Ketua DPC PD Kuta Alam, Yudi Kurnia SE adalah kenalannya. Maka Bang Aiyub bergegas menjumpai Yudi di kantornya dan menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan PD.

Yudi Kurnia pun memberikan kesempatan kepada Bang Aiyub untuk bergabung dalam PD. Melihat ketekunannya menghadiri berbagai rapat yang digelar PD, alumnus SMP Darussa’dah Teupin Raya ini, dipercaya untuk memangku jabatan Wakil Sekretaris DPC PD Kuta Alam, Banda Aceh. Dengan memangku jabatan ini, Bang Aiyub makin giat bekerja untuk kepentingan partai sambil membangun jaringan di tempat usahanya menjual sayuran dan kelontong.

Bermodal jaringan yang sudah dirintisnya dan bergabung kembali dengan PD yang makin populer dengan sosok SBY. Bang Aiyub kembali bertarung untuk melangkah ke DPRK dengan menempati urutan keempat dari tujuh caleg PD di DP 2 Kuta Alam. Meski menganut sistem nomor, tak membuat Bang Aiyub patah semangat mencalonkan diri menjadi anggota dewan untuk kedua kalinya.

Begitu resmi menjadi caleg nomor urut empat di DP 2. Strategi pertama yang dilakukan Bang Aiyub adalah mencari informasi jumlah pemilih di DP 2 Kuta Alam dan berapa kursi yang diperebutkan. Setelah mengetahui jumlah pemilih terdaftar 27.000, di DP 2 Kuta Alam dan memperebutkan tujuh kursi. Maka alumni SMA Lueng Putu, Pidie ini, mulai berasumsi berapa jumlah suara yang harus diperoleh untuk satu kursi.

Bang Aiyub pun rajin mendatangi rumah-rumah langganannya saat musim kampanye tiba. Pria yang ramah senyum ini kembali mengharapkan dukungan untuk kesuksesannya. Cara ini, sebutnya, demi menghormati masyarakat. “Kalau saya menyuruh orang lain mendatangi setiap rumah, itu sama saja tidak menghormati pemilih dan orang-orang juga enggan memilih. Maka saya datang langsung untuk menghargai pemilih,” ujarnya.

Saat spanduk dan balihonya tampil dengan SBY, maka banyak orang mengetahuinya bila dirinya maju sebagai caleg. Bahkan nama Bang Aiyub yang sering dipanggil saat berbelanja berubah menjadi Pak Caleg. Panggilan itu dianggapnya sebagai bukti kalau dirinya sudah diketahui sebagai caleg. “Saya tetap tersenyum saat ada yang panggil Pak Caleg,” ujarnya.

Menang di TPS Gubernur
Dalam Pemilu 9 April lalu, Bang Aiyub memperoleh 676 suara dari 3.153 suara yang mencontreng tujuh caleg dan lambang PD. Bahkan yang lebih mencengangkan justru terjadi di TPS 3. Di TPS tempat Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan keluarganya mencontreng saat pemilihan, justru Bang Aiyub memperoleh suara mayoritas. Jumlah dukungan untuk alumni D3 FKIP Unsyiah ini mencapai 65 suara dan Yudi Kurnia 10 suara.

Untuk Dapil II yang memperebutkan tujuh kursi DPRK Banda Aceh. Masing-masing diraih Aiyub Bukhari dan Yudi Kurnia (Demokrat), T Tarmizi dan Ir M Nasir Arfan (PA), M Nasir (PPP), Sabri (Golkar), dan Subhan S.Ag (PKS). “Alhamdullah saya terpilih sebagai anggota Dewan pada Pemilu kali ini,” ujar Bang Aiyub.

Saat disinggung motivasinya untuk menjadi anggota Dewan Kota. Bang Aiyub mengatakan, hidup ini akan lebih sempurna bila dirinya bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat. Selama ini, sebutnya, masyarakat mengeluhkan kesulitan untuk bertemu dengan wakilnya yang sudah dipilih setiap pemilu. “Saya ingin mengubah semua itu. Kita yang harus sering turun dan menggali aspirasi langsung dari masyarakat,” ujarnya.

Bang Aiyub pun berterus terang ketika ditanya tentang biaya yang dikeluarkannya untuk kampanye, yakni mencapai Rp 70 juta. Biaya sebanyak itu diperuntukkan untuk beli baju, baliho, stiker, kartu nama, transpotasi, konsumsi, dan komunikasi (pulsa HP). “Uang itu hasil tabungan saya selama ini,” ujarnya.

Meski namanya tercatat sebagai anggota DPRK periode 2009-2014 dari Partai Demokrat, Bang Aiyub tetap menjalani profesinya sebagai penjual sayuran dan kelontong. “Setiap pagi saya berbelanja sayuran di Lambaro dan sorenya berbelanja kelontong,” ujar alumni S1 Abulyatama, Banda Aceh.

Tidak seperti kacang yang lupa kulitnya, Bang Aiyub tetap menyapa pembeli layaknya penjual sayuran. Gaya berpakaiannya juga tidak menampakkan bahwa ia adalah caleg terpilih yang juga pemilik toko dengan tiga pegawai. Senyuman menjadi ciri khas Bang Aiyub saat menyapa pembeli.(muhammad hadi)

Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
Klik Duit Untuk Anda


Domain free Anda

Wednesday, 06 May 2009

Jaga Stabilitas Pemerintahan, SBY-JK Diminta Tak Saling Serang

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) diminta menahan diri untuk tidak saling menyerang lewat berbagai pernyataan sampai berakhirnya masa pemerintahan per 20 Oktober.

Ini diperlukan untuk menjaga stabilitas pemerintahan di tengah suhu politik yang memanas menjelang Pilpres 8 Juli mendatang.

"Mereka harus menahan diri. Seberapa pun kepentingan mereka, mereka harus mengutamakan kepentingan masyarakat di atas segalanya," ujar pengajar hukum tata negara Universitas Andalas, Saldi Isra saat dihubungi detikcom, Rabu (6/5/2009).

Seperti diberitakan, di hadapan sejumlah kader partainya di Makassar, Sulsel, JK menyatakan secara blak-blakan bahwa Partai Golkar kerap menjadi bumper bagi kebijakan pemerintah yang tidak populis. JK pun menilai dirinya sebagai orang yang paling berani menghadapi kritikan publik atas kebijakan tersebut.

'Serangan' JK itu dibalas oleh Jubir Kepresidenan yang juga Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng. Ia mengatakan, posisi JK sebagai wapres didapat bukan karena Partai Golkar, melainkan PD. Sebab Golkar tidak mendukung JK pada Pilpres 2004. Dukungan Golkar saat itu untuk capres Wiranto.

Menurut Saldi, terbelahnya eksekutif memang hal yang tidak bisa dihindari seiring dengan kontestasi parpol di Pileg dan Pilpres. Namun keterbelahan tersebut tidak harus berujung pada saling serang.

"Divided executive memang tidak bisa terhindarkan menjelang pemilu. Namun, jika saling serang, semuanya (pemerintah) yang rugi. Seperti memercik air didulang," jelasnya.

Saldi mengimbau, sebaiknya persaingan SBY-JK dilakukan secara positif lewat debat capres yang diagendakan dalam tahapan Pilpres. Setiap capres, kata Saldi, bisa menyatakan dirinya lebih baik tanpa harus menyerang yang lain.

"Boleh menghidupkan lampu, tapi tidak boleh mematikan lampu orang lain," pungkasnya berumpama.( lrn / Rez )
http://pemilu.detiknews.com/
Daftarkan diri Anda


Domain free Anda

Friday, 01 May 2009

Air Bekas Cucian Kaki Sang Ketua Partai PDI P

Negarawan yang baik seharusnya mencegah hal yang tergambar di bawah ini terjadi…
Tapi sayangnya…
Kook malah mendiamkan …
Malah Tampak Menikmati..Mudah mudahan ini bukan fitnah…

Berikut ini bisa dilihat
Foto yang beredar yang menggambarkan Sebuah Ritual Khusus Yang dilakukan




-entah Oleh Siapa,
-entah Un
tuk Apa..
-entah kare
na Apa..
HOEEEEEEEEEEK
Rasanya Kalau Bung Karno ada…
Ndak akan setuju
Kalau ini terjadi..

Tapi entahlaaaaaaaaaah. .
Mungkin memang harus Begini Nasib

Daftarkan diri Anda


Domain free Anda

Rekap Suara Bener Meriah Diplenokan, Inilah Wakil Bireuen dan Gayo di DPRA

Aceh | Harian Aceh--Pleno rekapitulasi suara dari Bener Meriah sempat diprotes saksi dan Panwaslu akhirnya dapat diselesaikan. Pleno tersebut sekaligus menentukan nama-nama yang lolos ke DPRA dari Daerah Pemilihan 4 (Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meriah).

KIP Aceh melalui rapat pleno, Selasa malam, mengesahkan suara dari Bener Meriah untuk DPR-RI, DPD, dan DPRA. Pleno rekap suara kabupaten tersebut terlama selama pleno KIP, memakan waktu dua hari dua malam. Sebelumnya, hasil rekap KIP Bener Meriah diprotes karena diduga terjadi pergelembungan suara untuk caleg dan partai tertentu.

Dengan telah disahkan perolehan suara dari Bener Meriah, maka 10 kursi DPRA yang disediakan bagi wakil Bireuen dan Tanah Gayo itu telah bisa ditentukan.

Hasil kalkulasi dari DP 4, merajut pada UU Nomor 10/2008 yang dikuatkan dengan Peraturan KPU Nomor 15/2009 tentang pemilu, dipastikan Partai Aceh memperoleh 5 kursi, atas nama M. Yahya Abdullah, Ilham, Samsul Bahri Ben Amiren, H Muhammad Wali Alkhalidi, dan Adly Tjalok Bin Ibrahim.

Sedangkan Partai Golkar, Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dan Partai Amanat Nasional (PAN) masing-masing mendapat jatah satu kursi. Mereka yakni T Husin Banta (Golkar), Ibnu Rusdi (Demokrat), Anwar Idris (PPP), Firmandez (PKPI), dan Bukhari MY (PAN).

Hasil ini hanya menyisakan tujuh dari 69 kursi DPRA yang belum bisa dihitung. Pasalnya, KIP Aceh belum memplenokan rekap suara Aceh Tenggara yang masuk DP 7 (Aceh Tengara, Singkil, Subulussalam, dan Gayo Luwes). Diperkirakan, rekap suara Agara akan diplenokan Kamis hari ini.(rta)

WAKIL BIREUEN DAN TANAH GAYO DI DPRA

No Nama Partai

1. M. Yahya Abdullah Partai Aceh

2. Ilham Partai Aceh

3. Samsul Bahri Ben Amiren Partai Aceh

4. H. Muhammad Wali Alkhalidi Partai Aceh

5. Adly Tjalok Bin Ibrahim Partai Aceh

6. T. Husin Banta Golkar

7. Ibnu Rusdi Demokrat

8. Anwar Idris PPP

9. Firmandez PKPI

10. Bukhari MY PAN



Daftarkan diri Anda


Domain free Anda