Aceh serambi mekah di guncang gempa 7,2 SR Jam 12.58 tepat waktu aceh kantor berita di swedia Melaporkan Pusat Gempa Di simeulue. Hingga Fax ini di kirim langsung ke kantor Partai SIRA Belum terlacak Korban jiwa/materi seorang sahabat bule di inggris melalui jaringan yahoo messengger baru saja mengatakan kalau ia melihat berita gempa di aceh itu melalui running text SKY TV inggris. Sementara itu Badan Meteorologi ,klimatologi, dan giofisika melansir bahwa pusat gempa berada di 66Km Barat Daya Meulaboh Aceh Barat Pada kedalaman 30 Km Dengan Lokasi 3,61 lintang utara dan 95,84 Bujur Timur Pusat riset tsunami Asia Pasifik yang bermarkas di hawai Melansir data serupa dengan BMKG. dalam rilis itu disebutkan bahwa gempa berkekuatan 7,3 itu berpotensi tsunami tetapi beberapa jam kemudian dibatalkan karena dilapangan tidak terjadi tsunami ' MANDUM NYO PERINGATAN ALLAH KEU UREUNG ACEH, BEUKAYEM MEURATEP SYEDARA LON SIGOLOM DI TALUM LOM LE TSUNAMI, HUDEP NYO HIASAN DONYA MANDUM.......
Tgk. Skandinavia.
Publikasi. Udin Sira
Klik Duit Untuk Anda
Sunday, 09 May 2010
Sunday, 07 February 2010
Koin Dikumpulkan GPRS Sudah Lebih Rp 10 Juta * Puluhan Korban Tsunami Bantah Isu Pemaksaan
MEULABOH - Puluhan perwakilan korban tsunami Aceh Barat yang bergabung dalam wadah Gabungan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) menegaskan komitmen mereka untuk terus melaksanakan aksi pengumpulan koin guna membantu pemerintah yang hingga kini belum mampu memenuhi hak-hak korban tsunami. “Laporan yang mengatakan ada pemaksaan adalah fitnah. Kami terus bekerja, bahkan hingga kini jumlah koin yang terkumpul sudah Rp 10.474.725,” tandas Rizal selaku juru bicara perwakilan korban tsunami. Pernyataan itu disampaikan Rizal didampingi puluhan rekan-rekan senasibnya ketika mendatangi Biro Serambi Meulaboh, Sabtu (6/2) guna meluruskan laporan yang menyebutkan ada pemaksaan untuk mengumpulkan koin bahkan dikenakan denda antara Rp 50.000 hingga Rp 150.000/orang/hari jika tak mau melaksanakan pekerjaan itu. “Laporan itu sama sekali bohong. Orang yang menyebarkan kabar bohong itu bukan korban tsunami yang sedang memperjuangkan hak-haknya mendapatkan rumah,” tandas Rizal.
Dijelaskannya, laporan yang disampaikan pasangan suami istri, Muslim dan Sariati, sebagaimana dilansir Serambi edisi Sabtu (6/2) yang menyatakan ada pemaksaan dalam pengumpulan koin dan denda bagi yang menolak, merupakan pernyataan yang sama sekali tidak benar. “Perjuangan yang kami lakukan ini murni untuk memperjuangkan rumah bantuan untuk korban tsunami. Tak ada pemaksaan dari pihak mana pun,” ulang Rizal. Diakui Rizal, keberadaan Sariati dan Muslim dalam kelompok mereka untuk berjuang mendapatkan rumah korban tsunami, memang benar adanya namun mereka bukan korban tsunami. Berdasarkan pengecekan aparat Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Muslim dan Sariati bukan warga setempat dan tak terkena musibah.
Saat musibah tsunami 26 Desember 2004, pasangan suami istri itu berada di luar Aceh, dan kembali setelah musibah kemudian bergabung untuk mendapatkan rumah. “Ketika mengetahui mereka bukan korban tsunami, akhirnya pasangan suami istri itu diminta supaya tak lagi bergabung,” kata Rizal dibenarkan Ketua GPRS, Edi Chandra. “Ini perlu kami perjelas agar tidak muncul fitnah dan salah pengertian,” demikian Rizal. Seperti diberitakan, meski disebut-sebut sudah ada komitmen antara korban tsunami dengan mahasiswa dan elemen sipil lainnya untuk bersama-sama mengumpulkan koin guna membantu biaya pembangunan rumah korban tsunami, tetapi dalam beberapa hari terakhir aksi itu mulai mencuatkan masalah. Ada korban tsunami yang mengaku dipaksa mengumpulkan koin dan diancam tak dapat rumah kalau mengingkari kesepakatan.(edi)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
Klik Duit Untuk Anda
Dijelaskannya, laporan yang disampaikan pasangan suami istri, Muslim dan Sariati, sebagaimana dilansir Serambi edisi Sabtu (6/2) yang menyatakan ada pemaksaan dalam pengumpulan koin dan denda bagi yang menolak, merupakan pernyataan yang sama sekali tidak benar. “Perjuangan yang kami lakukan ini murni untuk memperjuangkan rumah bantuan untuk korban tsunami. Tak ada pemaksaan dari pihak mana pun,” ulang Rizal. Diakui Rizal, keberadaan Sariati dan Muslim dalam kelompok mereka untuk berjuang mendapatkan rumah korban tsunami, memang benar adanya namun mereka bukan korban tsunami. Berdasarkan pengecekan aparat Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Muslim dan Sariati bukan warga setempat dan tak terkena musibah.
Saat musibah tsunami 26 Desember 2004, pasangan suami istri itu berada di luar Aceh, dan kembali setelah musibah kemudian bergabung untuk mendapatkan rumah. “Ketika mengetahui mereka bukan korban tsunami, akhirnya pasangan suami istri itu diminta supaya tak lagi bergabung,” kata Rizal dibenarkan Ketua GPRS, Edi Chandra. “Ini perlu kami perjelas agar tidak muncul fitnah dan salah pengertian,” demikian Rizal. Seperti diberitakan, meski disebut-sebut sudah ada komitmen antara korban tsunami dengan mahasiswa dan elemen sipil lainnya untuk bersama-sama mengumpulkan koin guna membantu biaya pembangunan rumah korban tsunami, tetapi dalam beberapa hari terakhir aksi itu mulai mencuatkan masalah. Ada korban tsunami yang mengaku dipaksa mengumpulkan koin dan diancam tak dapat rumah kalau mengingkari kesepakatan.(edi)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
Klik Duit Untuk Anda
Friday, 05 February 2010
Kerbau SiBuYa Go International
VIVAnews - Kerbau SiBuYa sukses mendapat sorotan sejumlah media massa terkemuka internasional. Gara-gara penampilannya yang menghebohkan masyarakat ibukota dan mengundang komentar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sensasi SiBuYa akhirnya berhasil mendapat porsi pemberitaan di laman beberapa media masing.
Menurut pantauan VIVAnews, media-media asing yang memberitakan kerbau itu tergolong pemain elit. Mereka diantaranya laman milik stasiun televisi BBC dari Inggris.
Selain itu, sejumlah laman milik koran-koran terkemuka juga ikut memberitakan SiBuYa. Mereka diantaranya The Washington Post (AS), The Telegraph (Inggris), dan The Australian (Australia), hingga laman berita Arab, Gulf News.
Sejumlah kantor berita ternama seperti Associated Press, Reuters, dan AFP pun ikut memberitakan aksi protes yang unik itu.
Mereka rata-rata memberitakan larangan polisi Indonesia agar para pendemo tidak lagi mengerahkan kerbau dan hewan-hewan lain saat melakukan aksi unjuk rasa kepada pemerintah.
"Jalan protokol tidak boleh dilintasi hewan karena mereka bisa berkeliaran. Itu bisa mengganggu lalu lintas," kata seorang pejabat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafly Amar kepada BBC.
Beberapa hari lalu, para demonstran mengerahkan seekor kerbau, yang diberi nama SiBuYa sebagai simbol kekecewaan kepada pemerintahan Yudhoyono. Menurut para demonstran, pemerintah dinilai lambat dan bodoh seperti kerbau dalam menjalankan tugas, terutama dalam pemberantasan korupsi.
Aksi protes mengerahkan kerbau itu tidak saja membuat lalu lintas di pusat Jakarta menjadi macet, namun turut membuat tersinggung Yudhoyono. Cara berunjuk rasa dengan membawa binatang, apalagi ditempel gambar presiden memang tidak etis.
Sejumlah kalangan dan pembaca vivanews memprotes cara berunjuk rasa seperti ini. Ndang Supriatna, dalam komentarnya kepada VIVANews menuturkan: Kebebasan berekspresi sih boleh-boleh saja, tapi ya yang baik lah, enggak usah demo pake kerbau yg ditulisin Si Bu Ya plus gambar Pak SBY segala. Itu kan penghinaaan yg luar biasa kepada Simbol Negara
sumber : VIVANEWS
Klik Duit Untuk Anda
Menurut pantauan VIVAnews, media-media asing yang memberitakan kerbau itu tergolong pemain elit. Mereka diantaranya laman milik stasiun televisi BBC dari Inggris.
Selain itu, sejumlah laman milik koran-koran terkemuka juga ikut memberitakan SiBuYa. Mereka diantaranya The Washington Post (AS), The Telegraph (Inggris), dan The Australian (Australia), hingga laman berita Arab, Gulf News.
Sejumlah kantor berita ternama seperti Associated Press, Reuters, dan AFP pun ikut memberitakan aksi protes yang unik itu.
Mereka rata-rata memberitakan larangan polisi Indonesia agar para pendemo tidak lagi mengerahkan kerbau dan hewan-hewan lain saat melakukan aksi unjuk rasa kepada pemerintah.
"Jalan protokol tidak boleh dilintasi hewan karena mereka bisa berkeliaran. Itu bisa mengganggu lalu lintas," kata seorang pejabat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafly Amar kepada BBC.
Beberapa hari lalu, para demonstran mengerahkan seekor kerbau, yang diberi nama SiBuYa sebagai simbol kekecewaan kepada pemerintahan Yudhoyono. Menurut para demonstran, pemerintah dinilai lambat dan bodoh seperti kerbau dalam menjalankan tugas, terutama dalam pemberantasan korupsi.
Aksi protes mengerahkan kerbau itu tidak saja membuat lalu lintas di pusat Jakarta menjadi macet, namun turut membuat tersinggung Yudhoyono. Cara berunjuk rasa dengan membawa binatang, apalagi ditempel gambar presiden memang tidak etis.
Sejumlah kalangan dan pembaca vivanews memprotes cara berunjuk rasa seperti ini. Ndang Supriatna, dalam komentarnya kepada VIVANews menuturkan: Kebebasan berekspresi sih boleh-boleh saja, tapi ya yang baik lah, enggak usah demo pake kerbau yg ditulisin Si Bu Ya plus gambar Pak SBY segala. Itu kan penghinaaan yg luar biasa kepada Simbol Negara
sumber : VIVANEWS
Klik Duit Untuk Anda
Thursday, 28 January 2010
Demonstran di DPR Berusaha Robohkan Pagar
Metrotvnews.com, Jakarta: Ratusan mahasiswa anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berusaha merobohkan pagar pintu masuk gerbang DPR di Senayan, Jakarta, Kamis (28/1). Mereka mencoba menarik kawat berduri yang menutupi pintu gerbang dengan spanduk. Usaha mahasiswa ini belum membuahkan hasil.
Maklum, pagar kawat berduri dibuat berlapis-lapis. Aparat, baik Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR maupun polisi yang berjaga-jaga di sekitar pintu gerbang, segera mencegah usaha mahasiswa tersebut. Mahasiswa sempat memanjat pintu pagar untuk memasang bendera dan mencorat-coret pagar dengan cat semprot.
Reporter Metro TV Gloria Anatasia melaporkan, mahasiswa menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono mundur dari jabatannya. Mereka menilai Yudhoyono-Boedono gagal mensejahterakan warga. Sektor-sektor ekonomui, hukum dan sosial-budaya semakin mundur.
Mahasiswa juga mengritik Presiden yang tampak ketakutan. Dalam berbagai pidato dalam beberapa hari terakhir Presiden selalu menyebut kekhawatiran dimakzulkan. Menurut mahasiswa, seharusnya Presiden tidak perlu mengatakan hal itu. Sampai saat ini mahasiswa masih berorasi. Ada kemungkinan mereka merapat ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, bergabung dengan massa lainnya.(DOR)
Klik Duit Untuk Anda
Maklum, pagar kawat berduri dibuat berlapis-lapis. Aparat, baik Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR maupun polisi yang berjaga-jaga di sekitar pintu gerbang, segera mencegah usaha mahasiswa tersebut. Mahasiswa sempat memanjat pintu pagar untuk memasang bendera dan mencorat-coret pagar dengan cat semprot.
Reporter Metro TV Gloria Anatasia melaporkan, mahasiswa menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono mundur dari jabatannya. Mereka menilai Yudhoyono-Boedono gagal mensejahterakan warga. Sektor-sektor ekonomui, hukum dan sosial-budaya semakin mundur.
Mahasiswa juga mengritik Presiden yang tampak ketakutan. Dalam berbagai pidato dalam beberapa hari terakhir Presiden selalu menyebut kekhawatiran dimakzulkan. Menurut mahasiswa, seharusnya Presiden tidak perlu mengatakan hal itu. Sampai saat ini mahasiswa masih berorasi. Ada kemungkinan mereka merapat ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, bergabung dengan massa lainnya.(DOR)
Klik Duit Untuk Anda
Tuesday, 19 January 2010
Kompetisi U-21 Peusangan Kampiun
BIREUEN – Tim sepakbola Kecamatan Peusangan, Bireuen, sukses menjadi kampiun, setelah di partai final, Senin (18/1) sore, mampu mengalahkan PS DAS Juli, 5-3 (1-1) lewat adu penalti, dalam turnamen sepakbola U-21 Pengcab PSSI Bireuen I, di lapangan Blang Asan, Peusangan.
Sebagai juara dalam event tingkat kabupaten tersebut, Peusangan berhak memboyong piala bergilir dan piala tetap plus uang pembinaan sebesar Rp 4 juta yang diserahkan Asisten III Setdakab Bireuen, Jailani. Sementara DAS Juli yang menjadi runner-up hanya mendapat piala tetap ditambah uang pembinaan senilai Rp 3 juta, yang diserahkan Ketua Pengcab PSSI Bireuen, Ridwan Khalid.
Untuk juara ketiga yang diraih Kota Juang, selain mendapatkan piala tetap, mereka juga mendapat dana pembinaan Rp 2 juta. Sedangkan, juara keempat yang direngkuh Kecamatan Kuala, mendapat piala tetap beserta uang pembinaan Rp 1 juta. Top skor diraih Rahmad dari Kota Juang dan mendapat hadiah uang pembinaan Rp 500 ribu.
Usai laga puncak, turnamen sepakbola U-21 tersebut secara resmi ditutup Bupati Bireuen Nurdin Abdul Rahman, yang diwakili Asisten III Jailani. Dalam sambutan penutupannya, Jailani mengharapkan event tersebut dapat menjadi agenda tahunan Pengcab PSSI Bireuen dalam membina pemain sepakbola di kabupaten setempat.
Pada pertandingan final yang berlangsung dalam guyuran hujan petang kemarin, kedua tim bermain cepat dan akurat. Alhasil, ribuan penonton yang memadati lapangan riuh rendah dalam memberi dukungan kepada tim jagoannya. Anak binaan M Yusuf Usman lebih dulu unggul melalui gol spektakuler dari luar kotak penalti yang dicetak Syakir menit ke-5, yang bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, pertandingan yang dipimpin wasit Nirwan alot. Anak-anak binaan Abu Malek (Keuchik Malek) yang ketinggalan satu gol, mencoba menyamakan kedudukan dengan menerapkan pola permainan agresif. Hasilnya, serangan pasukan Abu Malek berhasil meneror pertahanan Peusangan. Bahkan, tim besutan Bakhtiar Juli ini berkali-kali sukses memaksa Ferry Varia dan Martunis dkk jatuh bangun dalam mengamankan pertahanannya.
Hasilnya bsia ditebak, gol penyama skor pun tak terbendung lagi untuk lahir. Tepat pada menit ke-56, DAS Juli berhasil menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas Furqan yang gagal dihadang kiper Peusangan. Kedudukan, 1-1 bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang. Untuk menentukan juaranya, panitia melakukan babak ‘tos-tosan’. Peusangan sukses mencetak 4 gol lewat kaki Syakir, Martunis, Wahyu, dan Dian. Sedangkan anak-anak Juli hanya dua gol melalui tendangan Wahyu dan Edi Saputra.(c38)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
Klik Duit Untuk Anda
Sebagai juara dalam event tingkat kabupaten tersebut, Peusangan berhak memboyong piala bergilir dan piala tetap plus uang pembinaan sebesar Rp 4 juta yang diserahkan Asisten III Setdakab Bireuen, Jailani. Sementara DAS Juli yang menjadi runner-up hanya mendapat piala tetap ditambah uang pembinaan senilai Rp 3 juta, yang diserahkan Ketua Pengcab PSSI Bireuen, Ridwan Khalid.
Untuk juara ketiga yang diraih Kota Juang, selain mendapatkan piala tetap, mereka juga mendapat dana pembinaan Rp 2 juta. Sedangkan, juara keempat yang direngkuh Kecamatan Kuala, mendapat piala tetap beserta uang pembinaan Rp 1 juta. Top skor diraih Rahmad dari Kota Juang dan mendapat hadiah uang pembinaan Rp 500 ribu.
Usai laga puncak, turnamen sepakbola U-21 tersebut secara resmi ditutup Bupati Bireuen Nurdin Abdul Rahman, yang diwakili Asisten III Jailani. Dalam sambutan penutupannya, Jailani mengharapkan event tersebut dapat menjadi agenda tahunan Pengcab PSSI Bireuen dalam membina pemain sepakbola di kabupaten setempat.
Pada pertandingan final yang berlangsung dalam guyuran hujan petang kemarin, kedua tim bermain cepat dan akurat. Alhasil, ribuan penonton yang memadati lapangan riuh rendah dalam memberi dukungan kepada tim jagoannya. Anak binaan M Yusuf Usman lebih dulu unggul melalui gol spektakuler dari luar kotak penalti yang dicetak Syakir menit ke-5, yang bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, pertandingan yang dipimpin wasit Nirwan alot. Anak-anak binaan Abu Malek (Keuchik Malek) yang ketinggalan satu gol, mencoba menyamakan kedudukan dengan menerapkan pola permainan agresif. Hasilnya, serangan pasukan Abu Malek berhasil meneror pertahanan Peusangan. Bahkan, tim besutan Bakhtiar Juli ini berkali-kali sukses memaksa Ferry Varia dan Martunis dkk jatuh bangun dalam mengamankan pertahanannya.
Hasilnya bsia ditebak, gol penyama skor pun tak terbendung lagi untuk lahir. Tepat pada menit ke-56, DAS Juli berhasil menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas Furqan yang gagal dihadang kiper Peusangan. Kedudukan, 1-1 bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang. Untuk menentukan juaranya, panitia melakukan babak ‘tos-tosan’. Peusangan sukses mencetak 4 gol lewat kaki Syakir, Martunis, Wahyu, dan Dian. Sedangkan anak-anak Juli hanya dua gol melalui tendangan Wahyu dan Edi Saputra.(c38)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
Klik Duit Untuk Anda
Subscribe to:
Posts (Atom)