Senin, 2 Februari 2009 | 07:32
Redelong-Sejumlah baliho milik Partai Aceh di Kabupaten Bener Meriah, mulai dicoret oleh orang tak dikenal (OTK) dengan lambang palu arit dan tulisan PKI. Menurut Iqlil Ilyes Leube (51), Ketua Partai Aceh, Bener Meriah, kejadian pencoretan baliho milik PA dilakukan sekira pukul 02.00 Sabtu dinihari kemarin.
Dijelaskan Iqlil, informasi dicoretnya sejumlah baliho Partai Aceh diterimanya sekitar pukul 15.00 WIB kemarin, dari sejumlah anggota Partai Aceh. Baliho yang dicoret tersebut terletak di Pintu Rime Gayo, Simpang Suka Rame, Simpang Balik dan sejumlah tempat lainnya.
”Ini permainan kotor menjelang pemilu legislatif. Kami tidak pernah merusak dan mengganggu bendera partai lain,” tegas Iqlil.
Menurut Iqlil, selain baliho, sebelumnya, bendera partai Aceh habis dicabuti orang setelah dipasang kadernya.
Meski terus dizalimi, ujarnya, namun, Partai Aceh tidak akan terpancing dengan upaya-upaya provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang coba merusak damai di Aceh. Iqlil berharap, anggota KPA dan caleg dari Partai Aceh tidak terpancing dan tetap sabar menghadapi intimidasi yang mulai gencar dilakukan OTK pada Partai Aceh.
”Banyak kemenangan karena tekanan. Seperti kemenangan Megawati hingga bisa menjadi Presiden”, jelas Iqlil. Menurut Iqlil yang lama bermukim di luar negeri, potensi merusak perdamaian Aceh di Bener Meriah, menurutnya sangat besar dibandingkan Kabupaten Aceh Tengah.
Iqlil berharap agar pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan Pemilu Legislatif agar mengambil sikap demi terselenggarnay pemilu damai di Aceh. Karena Iqlil melihat ada sebuah skenario agar takut terhadap Partai Aceh.
”Pemilu Legislatif adalah upaya terakhir merusak damai di Aceh. Karena setelah itu, tidak ada jalan lagi,” kata Iqlil.
Sementara itu, Ketua KIP Bener Meriah, Ahmadi SE yang dikonfirmasi koran ini, Minggu (1/2) menyatakan dirinya sedang berada di Jakarta untuk kepentingan dinas terkait pemilu.
Menjawab kejadian pencoretan baliho Partai Aceh dengan lambang PKI, menurut Ahmadi, pihak yang merasa dirugikan dengan aksi tersebut langsung saja melaporkan kejadian pada Polisi. ”Seharusnya ditangani Panwaslu. Tapi karena Panwaslu belum terbentuk hingga kini, laporkan saja langsung pada polisi,” kata Ahmadi memberi saran.
Dikatakan Ketua KIP Bener Meriah, kejadian merusak bendera dan simbol partai politik di Bener Meriah, sebelumnya dialami oleh Partai Golkar. Sejumlah bendera Partai Golkar dibakar. Polisi, kata Ahmadi, kemudian berhasil menangkap 11 orang pelakunya yang terdiri dari kalangan pelajar dan mahasiswa. (win)
No comments:
Post a Comment