BIREUEN - Cara-cara yang sangat tidak simpatik dilakukan oleh kelompok tertentu terhadap massa Partai SIRA yang akan menghadiri kampanye partai tersebut di berbagai titik, Sabtu (28/3).
Di Bireuen dan Aceh Utara, misalnya, massa SIRA dihadang bahkan ada yang dilempari batu. Menanggapi aksi tak terpuji itu, Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) SIRA, Muhammad Nazar mengatakan, membangun Aceh tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang-orang bodoh, pengacau serta tidak berakhlak.
Dari Bireuen dilaporkan, sebuah mobil Chevrolet pikap yang membawa pendukung dan simpatisan Partai SIRA yang hendak mengikuti kampanye partai tersebut di Lapangan Blang Asan, Peusangan, Bireuen, siang kemarin, dilempari batu oleh pengendara sepeda motor ketika melintas di kawasan Cot Batee Geulungku, Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen.
Menurut informasi, pada Sabtu pagi kemarin rombongan itu berangkat dari Peusangan ke Samalanga untuk menjemput rombongan lainnya dari wilayah barat Bireuen.
Setelah menjemput rombongan tersebut, mobil yang disopiri M Juned bin Ali, warga Jangka Alue, Kecamatan Jangka, bergerak ke Bireuen setelah beristirahat sejenak di Batee Iliek. Mobil itu membawa sekitar 30 orang pendukung Partai SIRA yang sebagian besar adalah kaum ibu.
Ketika tiba di kawasan Batee Geulungku, mobil massa SIRA itu berpapasan dengan satu sepeda motor jenis Supra dari arah berlawanan. Saat itulah, diduga salah seorang pengendara sepeda motor melempari batu sebesar pinang ke arah mobil yang sedang melaju dan mengenai sopir.
Kapolres Bireuen, AKBP T Saladin SH melalui Kapolsek Pandrah, Ipda Mawardi Juned yang melihat korban pelemparan di Puskesmas Pandrah kepada Serambi mengatakan, karena sopir terkena lemparan batu akhirnya seluruh anggota rombongan mampir ke Puskesmas. “Kita belum tahu siapa pelakunya, karena setelah melempar dari arah berlawanan pelaku langsung menghilang,” kata Kapolsek Pandrah.
Kampanye via HP
Ketua MTP Partai SIRA, Muhammad Nazar menyapa pendukungnya yang berada di Lapangan Blang Asan Bireuen melalui HP. Waktu itu Nazar sedang berada dan berkampanye di Langsa.
Dalam kampanyenya melalui HP, Nazar meminta masyarakat untuk terus memantau pelaksanaan kampanye dan tahapan pemilu lainnya, serta meminta untuk melaporkan kepada Panwaslu bila mendapatkan pelanggaran.
Melalui HP yang disambungkan ke pengeras suara, Nazar mengatakan, sebenarnya ia sangat berkeinginan berkampanye secara langsung di depan para pendukung Partai SIRA di Bireuen. Namun, karena jadwal yang bersamaan dengan Kota Langsa, maka dia mensiasati perbedaan lokasi itu dengan bantuan teknologi selular.
Amatan Serambi, pelaksanaan kampanye di Blang Asan, para simpatisan dan pendukung Partai SIRA termasuk tukang becak dan anak-anak, memadati hampir separuh lapangan. Dalam kampanye yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB, tampil sejumlah orator yang menyampaikan berbagai program pembangunan yang akan dilakukan caleg Partai SIRA bila duduk di DPRA maupun DPRK. Orator yang tampil antara lain Abdul Manaf Isda, Tgk Ismail Sarong, dan Faisal Ridha.
Penghadangan
Muhammad Nazar menyatakan kekecewaan dan tak bisa menyembunyikan kemarahan ketika menyampaikan pidato politik saat berkampanye di Lapangan eks Gedung Cunda Plaza, Lhokseumawe, Sabtu (28/3). Kemarahan itu dipicu aksi penghadangan massa Partai SIRA di beberapa lokasi di Aceh Utara ketika hendak menghadiri kampanye di Lhokseumawe.
Menurut Nazar, kelompok yang melakukan penghadangan, pelemparan, dan tindakan tidak simpatik lainnya adalah gerakan pengacau yang tidak mengerti demokrasi.
Nazar juga mengatakan, dalam pikiran orang yang menghadang itu, perjuangan yang dilakukan hingga menghasilkan perdamaian hanya dilakukan oleh mereka saja dan merasa Aceh yang milik mereka saja.
“Dari dulu hingga ke depan, untuk membangun Aceh harus tetap berjalan seiring. Untuk membangun Aceh ke depan tidak mungkin dilakukan sendiri, tapi harus oleh semua elemen masyarakat. Saya tegaskan, membangun Aceh tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang-orang bodoh, pengacau serta tidak berakhlak,” pungkasnya.
Dalam konferensi pers-nya, Nazar menjelaskan, massa yang gagal mengikuti rapat umum di lapangan eks Cunda Plaza di antaranya di kawasan Beurandang menuju Cot Girek sebanyak sembilan truk, Seunuddon 10 truk, Jambo Aye sembilan truk, Matang Kuli 10 truk, serta di Blang Jruen dan Krueng Geukuh.
Jangan takut
Ketika berkampanye di Lapangan Merdeka Kota Langsa, Muhammad Nazar, meminta masyarakat tidak perlu takut akan adanya teror dan intimidasi terhadap para kader dan simpatisan Partai SIRA, karena dalam bilik suara kelak, tidak ada satupun manusia yang mengetahui pilihan seseorang.
Nazar mengatakan, sejak berdirinya SIRA hingga menjadi sebuah partai politk lokal, tidak henti-hentinya memperjuangkan berbagai aspirasi masyarakat Aceh. Bila partai tersebut memang pada pemilu mendatang, berbagai hasil alam yang ada di Aceh juga akan dikelola dengan baik demi kesejahteraan rakyat.
“SIRA miliknya masyarakat yang ada di Aceh, baik suku Batak, Gayo, Alas, maupun lainnya. Sudah selayaknya dan sewajarnya jika masyarakat menjadi pendukung, kader, maupun simpatisan Partai SIRA,” ujarnya.
Bagi-bagi bunga
Kampanye Partai SIRA di Aceh Tamiang, Sabtu (28/3) dilakukan dengan membagi-bagi 1.500 bunga mawar biru kepada warga sebagai simbol terwujudnya perdamaian.
Ketua Partai SIRA Aceh Tamiang, Mustafa Kamal kepada Serambi mengatakan, pembagian bunga mawar kepada warga yang dilakukan aktivis partai SIRA sebagai salah satu bentuk kampanye mensosialisasikan keberadaan salah satu partai lokal yang cinta perdamaian di Tamiang.
Cinta perdamaian tersebut disimbolkan dengan membagi-bagi bunga mawar biru kepada warga sambil membawa pesan moral tentang perlunya menjaga perdamaian secara bersama-sama.
Setelah gerakan simpatik itu, pada siang harinya masa Partai SIRA dari Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang berkumpul di Lapangan Merdeka Kota Langsa mendengar orasi politik Ketua MTP Partai SIRA, Muhammad Nazar.
Diperiksa
Dari Aceh Timur dilaporkan, seusai kampanye akbar Partai SIRA di Stadion TM Jakfar, Julok, Sabtu kemarin, Ketua KPW Partai SIRA Aceh Timur, Hasbullah beserta bendaharanya, Masri sempat diperiksa polisi terkait persoalan STTP (Surat Tanda Terima Pemberitahuan) kampanye dari polisi yang belum dikantongi partai tersebut.
Sempat beredar SMS di kalangan wartawan bahwa keduanya ditahan polisi. Namun, Kapolres Aceh Timur, AKBP Drs Ridwan Usman menyebutkan, keduanya dimintai keterangan terkait persoalan STTP yang tidak diambil di Polres, padahal kampanye sudah dilaksanakan. “Kami akan kordinasikan lagi dengan Panwaslu,” kata Ridwan Usman.
Menurut Kapolres, berdasarkan ketentuan, kampanye harus mengantongi izin. Meski begitu, AKBP Ridwan Usman mengakui pihak SIRA sudah mengajukan surat tersebut, tapi tidak diambil dengan alasan yang belum diketahui.
Ketua Panwaslu Aceh Timur, H Abdul Muthalleb Ibrahim yang dikonfirmasi Serambi secara terpisah menyebutkan, setelah pihaknya meneliti di lapangan, kesalahan tersebut merupakan kesalahan administrasi saja dan akan dibawa pihaknya ke Gakkumlu, Senin mendatang.
Bertekad jadi pemenang
Kampanye akbar Partai SIRA di Stadion TM Jakfar Julok dihadiri massa partai dari belasan kecamatan di Aceh Timur. Kampanye tersebut menampilkan Ruslan Razali (caleg DPRA), Shadia Marhaban, serta Mulyadi (caleg DPRK Aceh Timur). Dalam orasi politiknya, ketiga jurkam menegaskan, Partai SIRA berkeinginan menjadi pemenang dalam Pemilu 9 April 2009. Ruslan meninta masyarakat untuk berhati-hati dalam mencontreng dan memperhatikan kualitas caleg yang akan dipilih. “Jangan gadaikan suara Anda, karena setiap satu suara akan sangat menentukan masa depan Aceh,” tandas Ruslan.(yus/muk/c38/bah/na/md/is)
Berita ini Berasal Dari Website : Serambinews
No comments:
Post a Comment